Peristiwa sadis terjadi lagi, kekerasan di tempat pendidikan. Bukan hanya sekali atau dua kali bahkan sudah berkali-kali kabar yang seperti ini kita lihat di televisi di koran-koran bahkan kadang terjadi kepada saudara-saudara terdekat kita.
Dimas Dikita Handoko, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) merupakan salah satu mahsiswa yang
dianiaya secara sadis oleh kakak kelasnya sampai meninggal dunia. Yang
miris, penyebabnya hanya masalah sepele, karena Dimas dianggap tidak sopan dan
hormat kepada seniornya di tingkat II.
Sungguh ironis sekali, tempat pendidikan yang semestinya harus dirasa nyaman, menyenangkan dan membuat semangat untuk mengejar cita-cita demi masa depan malah menjadi ajang pemuas nafsu yang berujung pada penganiayaan dan bahkan pembunuhan. Apalagi hanya karena masalah sepele mengapa kesehatan badan bahkan nyawa harus di pertaruhkan.
"Para korban yang masih semester I itu dianggap tidak respek dan tidak
kompak," kata Kapolres Jakarta Utara Kombes M Iqbal dalam jumpa pers di
Mapolres Jakarta Utara, Sabtu (26/4/2014).
Cerita berawal saat Dimas dan keenam rekannya yang lain dipanggil untuk mendatangi ke tempat kos salah satu
seniornya di Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Sesampainya di tempat kos para seniornya memarahi Dimas Cs.
Video penganiayaan mahasiswa STIP Jakarta
Ditempat kos tersebut bukan hanya kemarahan yang di terima oleh Dimas Cs, namun kekerasan secara fisik pun mulai terjadi. Mungkin terjadi dilema melawan tambah diangap tidak sopan, tidak melawan nyawa yang jadi taruhannya.
Pukulan demi pukulan di hadiahkan kepada Dimas, di perut, dada dan ulu hati. Saat dianiaya oleh ketiga seniornya yakni Angga, Fachry dan Adnan, sebenarnya Dimas sudah mulain mengerang
kesakitan. Namun ketiga mahasiswa ini bukanya menunjukkan belas kasihannya justru malah semakin brutal hingga
membuat Dimas jatuh pingsan.
Bukannya menolong, justru ketiga mahasiswa ini malah berusaha menyadarkan Dimas dengan cara menempelkan minyak angin serta menyiramkan air di wajah Dimas dengan harapan
agar bisa dipukuli kembali.
Dimas kemudian dilarikan ke RS Pelabuhan Jakarta dan dinyatakan sudah
meninggal dunia. Kabar kematian Dimas pun dilaporkan ke polisi oleh
satpam RS.
Berikut adalah nama-nama korban luka memar:
1. Marvin Jonatan
2. Sidik Permana
3. Deni Hutabarat
4. Fahrurozi Siregar
5. Arif Permana
6. Imanza Marpaung
Ketujuh
senior Dimas sudah ditetapkan sebagai tersangka. Angga, Fachry dan
Adnan ditetapkan sebagai pelaku penganiayaan Dimas. Sedangkan SAT, WID,
DE dan AR pelaku yang menyebabkan rekan-rekan Dimas babak belur.
Kejadian semacam ini di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran yan sebanrnya sekolah tersebut sebagai ajang menimba ilmu untuk masa depan namun malah sebagai ajang pemuas nafsu, penganiayaan senior terhadap juniornya bukan hanya Ora Pti Pas melainkan Ora Pas Blas (bahasa jawa).